Cari Blog Ini
Sabtu, 06 Juni 2015
Pengertian Negara Kepulauan
1. Mari kita lihat apa yang dimaksud #negarakepulauan !
2. Indonesia diakui dikancah Internasional #negarakepulauan sejak tahun 1982 melalui Konferensi Hukum Laut yang digagas oleh PBB.
3.Konferensi ini dikenal dgn nama Konferensi Hukum Laut PBB 1982 yang mnghasilkn Konvensi Hukum Laut PBB1982 #negarakepulauan
3.Sejatinya prjuangan mnuju #negarakepulauan dimulai sejak 1957 dimana Deklarasi Djuanda tercetus !
4.Sblum tahun 1957,RI msh brbentuk negara pulau-pulau, hingga konsep #negarakepulauan dideklarasikan mlalui Deklarasi Djuanda
5.Meski Deklarasi Djuanda mrpakan tndakan unilateral,ttpi hal ini mrupakan cikalbakal prjuangan RI mnuju #negarakepulauan di kncah dunia
6.Makna DklarasiDjuanda:Dmn laut tdk dipndang sbg pmisah,mlainkan pnghubung antar pulau.Laut mrpakan suatu dr kesatuan NKRI #negarakepulauan
7.Dgn kata lain Deklarasi Djuanda adlh suatu Proklamasi Kemerdekaan Maritim RI, tindakan awal menuju #negarakepulauan
8.Prjuangan utk diakui sbg #negarakepulauan tdklah mudah, butuh waktu selama 25 tahun hngga diakui di forum Konferensi Hukum Laut PBB !
9.Selain mngluarkan knsep #negarakepulauan RI jg mmproklamirkan luas laut teritorial sejauh 12mil,yg sblmnya hnya sejauh 3mil laut!
10.konsep #negarakepulauan prtama kali dibawa ke kancah internasional pd thn 1958 yaitu di Konferensi International di Jenewa, Swiss
Sumber : @kepulauan NKRI
Minggu, 31 Mei 2015
Objek Studi Geografi (Materi Geografi SMA Kelas X KD 1)
Obyek studi geografi
meliputi obyek
material dan obyek
formal.Geografi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara
manusia dan lingkungannya, sehingga geografi memiliki obyek dan ruang lingkup
kajian yang jelas
Obyek
Studi geografi meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Kondisi dan segenap proses yang berlangsung
diatas permukaan bumi
b. Pengorganisasian wilayah dan ruang dimuka bumi
c. Tafsiran terhadap bentang alam dan bentang
sosial
d. Hubungan manusia dengan lingkungan yang
berbeda-beda baik yang merupakan hasil budaya maupun lingkungan alami.
e. Interaksi manusia dengan proses-proses
dipermukaan bumi.
Adapun
struktur obyek geografi dapat kita lihat pada skema dibawah ini.
Ilmu Penunjang Geografi (Materi SMA Kelas X Materi KD 1)
Ilmu geografi
membutuhkan disiplin ilmu yang lain untuk menganalisis dan menjelaskan
aspek-aspek kajiannya. Ilmu geografi dan ilmu-ilmu yang lain saling berhubungan
yang bersifat timbal balik secara intensif. Hubungan ilmu geografi dengan
ilmu-ilmu lain akan membentuk cabang dari ilmu geografi yang menjadi pendukung
dari ilmu geografi itu sendiri.
Selasa, 26 Mei 2015
Pengertian dan Definisi Geografi menurut para ahli (Materi Geografi SMA Kelas X KD 1)
1.
Pengertian
Geografi
Pengetahuan tentang bumi telah dikenal sejak puluhan abad sebelum masehi
telah mendapat berbagai macam sebutan.
Dalam Bahasa Inggris disebut Geography yang diambil dari bahasa
Yunani “Geographia”, terbentuk dari kata geo (=earth) dan grapho (=to write),
jadi geografhia berarti “to write about
the earth” (Matt Rosenberg, 2008). Ada yang menyebut geografi berasal dari
kata geos (bumi) dan graphein (penggambaran, pencitraan). Secara
harfiah geografi berarti ilmu yang mencitrakan atau menggambarkan tentang bumi.
Untuk memahami perkembangan geografi dari waktu ke waktu maka perlu
diketahui beberapa definisi Geografi:
a.
Ferdinand von Richtofen (1833-1905)
Merumuskan definisi yang pertama
kali, ia mendefinisikan geografi hanya terbatas pada apa yang ada di permukaan
bumi, geografi sebagai ilmu mempelajari gejala dan sifat- sifat permukaan bumi
dan penduduknya, disusun menurut letaknya, diterangkan tentang terdapatnya
gejala, sifat-sifatnya, serta hubungan timbal balik gejala dan sifat–sifat
tersebut.
b.
Armin. K. Lobeck
Mengemukaan bahwa geografi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan
yang ada antara kehidupan dengan lingkungan fisiknya.
c.
Richard Hartshorne (1959)
Geografi adalah ilmu yang menafsirkan realisme diferensiasi area muka bumi
seperti apa adanya, tidak hanya dalam arti perbedaan dalam hal tertentu, tetapi
juga dalam arti kombinasi keseluruhan fenomena di setiap tempat.
d.
SEMLOK Ahli Geografi tahun 1988 di Semarang,
Menyepakati bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan
perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan
dalam konteks keruangan.
e.
Martin Kenzer (1989)
Geografi memperhatikan variasi keruangan atau lokasional pada fenomena
fisik dan manusia di permukaan bumi.
f.
Yi-Fu Tuan (1991)
Geogafi merupakan studi tentang bumi sebagai
tempat hunian manusia).
Kamis, 14 Mei 2015
Konsep Dasar dan Konsep Esensial Geografi (Materi SMA Kelas X KD I)
Konsep Geografi
Dalam dunia pendidikan konsep dibedakan menjadi konsep dasar dan konsep esensial. Konsep dasar merupakan penting yang menggambarkan sosok suatu ilmu. Konsep dasar sering pula disebut konsep utama yang menggambarkan esensi atau hakekat ilmu. Sedangkan konsep esensial merupakan konsep-konsep penting yang perlu diketahui dan dikuasai peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan di setiap jenjang pendidikan.
1. Konsep Dasar Geografi
Daldjoeni menyebutkan konsep dasar geografi
dengan istilah konsep-konsep asasi, yang terdiri dari:
a.
Penghargaan
budayawi terhadap bumi.
Lingkungan alam sebenarnya merupakan kombinasi antara unsur alam
yang menuntut penyesuaian dari manusia. Buktinya manusia yang berlainan periode
waktu hidupnya, berbeda-beda pula dalam menafsirkan lingkungannya. Kemajuan
IPTEK telah mengubah pandangan manusia terhadap alam sebagai sumber daya.
Pemanfaatan sumberdaya oleh manusia tergantung pada tingkat IPTEK manusianya.
b.
Konsep
regional
Suatu region dipandang sebagai suatu wilayah yang memiliki
homogenitas tertentu baik yang bersifat permanent maupun sementara sehingga
dapat dibedakan dengan daerah lain yang berbatasan. Homoginitas tersebut misal
dalam hal bentuk lahannya, corak kehidupan manusianya dan sebagainya.
c.
Konsep
pertalian wilayah
Interelasi antar unsur alam di suatu wilayah menghasilkan suatu
kenampakan yang memberi ciri khusus wilayah yang bersangkutan.
d.
Interaksi
keruangan
Wilayah sebagai suatu ruang terbentuk oleh unsure alam dan manusia
sebagai penghuninya. Masing-masing wilayah mengalami potensi dan perkembangan
yang berbeda-beda. Perbedaan kewilayahan akan mendorong proses interaksi yang
dapat berupa pertukaran barang, jasa, budaya manusia. Hal ini akan mendorong
terjadinya kerjasama antar wilayah.
e.
Lokalisasi
Lokalisasi berarti pemusatan kegiatan pada wilayah yang terbatas.
Pemusatan ini dapat meningkatkan fungsi suatu wilayah. Contoh: Kota Yogyakarta
yang berfungsi sebagai kota budaya, sekaligus kota pelajar atau kota
pendidikan.
f.
Skala luas,
skala sempit, arti skala
Studi geografi dapat bersifat mikroskopis (meliputi wilayah yang
sempit), dapat pula bersifat makroskopis (mencakup wilayah yang luas). Skala
wilayah mencerminkan cakupan luas wilayah studi yang dapat dibagi menjadi 3,
yakni skala mikro, mezzo, dan makro.
g.
Konsep
perubahan
Kajian geografis di suatu tempat atau wilayah berlaku untuk
periode waktu tertentu. Kondisi yang ada pada suatu periode tertentu merupakan
hasil dari proses yang berjalan lama melalui berbagai perubahan. Geografi
selalu memperhatikan berbagai perubahan yang terjadi sejalan dengan berjalannya
waktu.
2. Konsep-konsep esensial dalam Geografi
2. Konsep-konsep esensial dalam Geografi
Untuk
kepentingan pengajaran geografi di sekolah, SEMLOK ahli geografi yang
diselenggarakan di Semarang pada tahun 1989 dan 1990, mengusulkan konsep-konsep
yang perlu diajarkan pada para siswa, dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah
Lanjutan Atas sebagai berikut:
a.
Konsep Lokasi
Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal
perkembangan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu geografi. Lokasi
dipelajari arti dan pemakaiannya sejak di tingkat Sekolah Dasar sampai dengan
tingkat Perguruan Tinggi, sehingga muncul teori-teori lokasi. Pembicaraan unsur
letak sangat penting dalam geografi, terutama berkaitan dengan telaah regional
atau kajian wilayah. Secra garis besar letak dapat dibedakan menjadi:
1)
Letak
Fisiografis, meliputi:
a)
Letak
astronomi
b)
Letak
klimatologis
c)
Letak
maritime
d)
Letak
continental
e)
Letak geologis
2)
Letak
Sosiogeografis, meliputi:
a)
Letak sosial
b)
Letak
ekonomis
c)
Letak
politis
d)
Letak
kultural
b.
Konsep Jarak
Jarak mempunyai arti penting bagi kehidupan sosial, ekonomi juga
kepentingan pertahanan. Jarak dapat merupakan faktor pembatas yang bersifat
alami, walaupun jarak dapat juga bersifat relatif, sejalan dengan kemajuan
kehidupan dan teknologi. Jarak meliputi dua hal yaitu jarak absolut dan jarak
relatif. Jarak absolut adalah jarak dua tempat yang diukur berdasarkan garis
lurus di udara, yang mudah diukur pada peta dengan memperhatikan skala peta.
Jarak dapat pula dinyatakan pada jarak tempuh, baik yang berkaitan dengan waktu
perjalanan yang diperlukan maupun satuan biaya angkutan, inilah yang disebut
jarak relatif.
c.
Konsep Keterjangkauan
(accessibility)
Keterjangkauan terkait dengan kondisi medan atau ada tidaknya
sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai. Berdasarkan atas faktor
penentu apakah suatu tempat mudah dijangkau atau tidak, aksesibilitas
digolongkan menjadi dua, yakni aksesibilitas fisik dan aksesibiltas nonfisik.
d.
Konsep pola.
Pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena di
permukaan bumi, baik fenomena alam maupun fenomena sosial budaya. Geografi
mempelajari pola dan bentuk persebaran fenomena, memahami artinya serta
berusaha untuk memanfaatkannya. Apabila memungkinkan juga mengintervensi atau
memodifikasi pola yang ada untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar, contoh:
orang berladang dan menggembala ternak di daerah yang hutannya kurang dan
bersawah di daerah datar dan cukup air.
e.
Konsep morfologi.
Morfologi menggambarkan perwujudan daratan di muka bumi, yang
merupakan hasil proses pengangkatan atau penurunan wilayah melalui proses
geologi, yang lazimnya disertai dengan erosi dan sedimentasi. Oleh karena itu
lalu terbentuk pulau-pulau, dataran yang luas, pegunungan , lembah dan dataran
aluvialnya. Morfologi juga menyangkut dengan bentuk lahan yang terkait dengan
erosi, pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan tanah, ketersediaan air, serta
jenis vegetasi yang dominan. Bentuk dataran atau plato dengan kemiringan tidak
begitu curam, merupakan wilayah yang mudah untuk digunakan sebagai daerah
pemukiman dan usaha perekonomiannya. Bila diperhatikan peta penyebaran penduduk
di Asia, ternyata daerah yang paling padat penduduknya adalah di lembah sungai
besar dengan tanah yang subur. Di daerah pegunungan tinggi atau lereng terjal
dan mempunyai keterjangkauan terbatas, umumnya merupakan daerah yang jarang
penduduknya atau bahkan tidak dihuni.
f.
Konsep aglomerasi.
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat
mengelompok pada suatu wilayah yang sempit, yang paling menguntungkan baik
mengenai keseragaman gejala maupun adanya faktor-faktor umum yang
menguntungkan. Pada masyarakat perkotaan, mereka cenderung tinggal mengelompok
pada tingkat yang sejenis (homogen), sehingga timbul pengelompokan pemukiman
seperti daerah elite, daerah pemukiman pedagang, daerah kumuh (slums) dan
sebagainya. Sedang di daerah perdesaan yang masyarakatnya masih bersifat agraris,
mereka cenderung tinggal mengelompok di daerah dengan tanah subur, datar, mudah
memperoleh air. Mereka membentuk perdesaan, makin subur tanah, makin luas
daratan, semakin besar pula jumlah penduduknya sehingga desa semakin besar,
demikian pula sebaliknya. Pola aglomerasi penduduk dibedakan menjadi 3 yaitu
pola mengelompok, pola tersebar secara acak (random),
dan pola tersebar teratur.
g. Konsep nilai kegunaan.
g. Konsep nilai kegunaan.
Nilai kegunaan suatu fenomena atau berbagai sumber yang ada
tersedia di permukaan bumi bersifat relatif, tidak sama bagi semua orang.
Daerah berpantai landai dengan perairan yang jernih, belum tentu memiliki nilai
kegunaan yang berarti bagi penduduk setempat, bila kehidupan mereka
berorientasi pada pemanfaatan sumber-sumber di daratan secara bersahaja. Sebaliknya
bagi orang kota yang hidup berkecukupan, setiap hari selalu sibuk, tinggal di
daerah yang sangat padat, maka daerah pantai yang seperti itu memiliki nilai
kegunaan yang tinggi sebagai daerah rekreasi. Demikian pula daerah dataran
banjir (alluvial plain), yang bagi
sementara orang dipandang sebagai daerah rawan dan dianggap kurang bermanfaat.
Tetapi bagi masyarakat yang sudah turun temurun bertempat tinggal di daerah
seperti itu, merupakan daerah yang menyenangkan untuk tempat tinggal, walaupun
harus disertai dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi
kerawanan banjir dan pemanfaatan daerah setempat.
h.
Konsep interaksi.
Proses interaksi terjadi karena adanya perbedaan kewilayahan.
Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi daya-daya, objek atau tempat
satu sama lain. Setiap wilayah memiliki atau mengembangkan potensi sumber dan
kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa yang ada di wilayah lain. Oleh
karena itu selalu terjadi interaksi atau bahkan interdependensi antara satu
tempat atau wilayah dengan tempat atau wilayah lain. Misalnya: daerah perdesaan
menghasilkan pangan dan produk-produk lain yang dibutuhkan penduduk perkotaan.
Sebaliknya perkotaan menghasilkan berbagai barang industri, jasa dan informasi
yang dibutuhkan penduduk perdesaan.
i.
Konsep diferensiasi areal
(perbedaan keruangan).
Setiap tempat atau wilayah mempunyai ciri dan sifat yang
berbeda-beda satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan karena setiap tempat
merupakan hasil integrasi berbagai unsur lingkungan yang berbeda kondisinya.
Integrasi berbagai unsur tersebut menyebabkan suatu wilayah mempunyai
karakteristik tersendiri sebagai suatu region yang berbeda dengan region
lainnya. Unsur lingkungan dapat bersifat dinamis, oleh karena itu integrasinya
juga menghasilkan karakteristik yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Misalnya
daerah perdesaan dengan corak kehidupan agrarisnya yang berbeda dengan keadaan
di perkotaan. Bahkan kondisi desa satu dengan desa lainnya, kota satu dengan
kota yang lain juga dapat menunjukkan adanya perbedaan. Karena unsur-unsur
pembentuknya juga berbeda.
j.
Konsep Interdepedensi (Keterkaitan keruangan)
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan merupakan derajat
keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain di satu tempat.
Contoh: keterkaitan antara kemiringan lereng dengan ketebalan tanah. Makin
terjal lereng tentunya akan disertai dengan semakin tipisnya tanah. Di lereng
yang terjal erosi terjadi secara intensif. Zona lereng tertentu dengan
ketebalan tanah tertentu mewujudkan suatu region tersendiri walaupun dalam
skala mikro.
Label:
aglomerasi,
dasar geografi,
diferensiasi area,
esensial geografi,
geografi,
interaksi,
interdepedensi,
jarak,
kegunaan,
keterjangkauan,
lokasi,
morfologi,
pola
Langganan:
Postingan (Atom)